Sabtu, 07 Januari 2012

anak-anak dalam kolong ilmu

Mila ,,,

ku mengenal anak itu saat pertama kali ku berjualan di SD N 21 tanjungpandan, anak yang sangat baik selalu mengantarkan senyum indah dipagi hari dan membeli sebungkus nasi goreng yang kujajakan di sekolah itu, sambil menatap dan melemparkan senyum indah nya dia memberikanku uang Rp 2.000 rupiah saat pertama kali ke berjualan di SD yang menjadi sejarah pertemuanku dengan anak yang luar biasa indahnya itu.

tapi ada hal yang mengusik dan mengganggu pemandanganku saat teman-teman seusianya menghina dan memperlakukan hal yang luar biasa kasarnya terhadap anak itu, anak yang hebat itu.tapi kawan, dia hanya mebalas dengan diam karena ketidak berdayaannya dan itulah yang mengusikku untuk melerai kawan bak srigala yang ingin memangsa sasarannya. tapi ku tak takut dan tak bergeming dari tekadku untuk membela anak yang saat itu baru pertama kali ku kenal. ku cerami anak-anak terdidik itu sambil mendekap mila dalam uraian air mata, dalam sakitnya hatiku akan kesakitannya di perlakukan layaknya bukan manusia, dia dicangkam, di pukul dikepalanya, dikeroyok....tapi saat itu dan sampai sekarang ini, ku tak akan pernah rela 1 orangpun yang berani mengganggunya walaupun hanya mencabut paksa 1 helai rambut mila..ku tak akan rela dan sudi mereka memperlakukan hal itu....

Mila tak sesempurna layaknya gadis cilik seusianya, pincang, mungil dan dibesarkan oleh bapak yang bekerja semrawutan dan ibu yang memiliki keterbelakangan mental, tapi ku salut dengan ibunya, masih peduli dengan anak walaupun kondisinya seperti itu.lalu, mengapa mereka yang masih waras, tega menelantarkan anak-anaknya dijalanan, tak terasuh dan tak beretika sama sekali????sungguh bejat mereka yang menelantarkan anaknya dan seharusnya mereka belajar dari ibunya Mila.

sampai akhirnya mila sekarang putus sekolah, tapi mila tetap ingin bisa membaca dan sekolah lagi, tapi tidak di lingkungan yang memberlakukannya seperti bukan manusia,,, dan kini mila selalu hadir mengurai tawa dalam kepenatan hari-hariku dan anak-anak didikku yang lain, di rumah surgaku, dikalbuku, di pikirku dan dalam setiap tetesan keringatku,

anak yang selalu memercikkan percikan kembang api kecerdasan dalam samudra kasih sayang tulusnya yang selalu membuatku belajar tulus untuk memberi, selalu menebarkan bahasa kasih dengan siapapun, mengharubirukan hati ku yang memang saat itu selalu egois dengan garis takdir...but now, itu semua telah ku letakkan jauh di belakangku, yang ada sekarang tetap belajar menyayangi setulus hati anak yang cerdas itu,MILA....

dan mila sekarang tetap dengan cita-citanya, ingin menjadi dokter.katanya" biar dapat nyembuek urang sakit dan dapat nulongek urang yang la kan mati,,,,hahaha ku tergelitik ketawa sambil mengaminkan doa anak polos yang cerdas itu, semoga....

dan ini tentang yudi, anak yang ku kenal saat dia menjadi muridku di TPA tempatku mengajar sampai saat ini, ku teringat saat pertama kali ku memarahinya karena kenakalannya waktu itu yang suka duduk dan berlari di meja jepang sambil bercanda dengan teman-teman seusianya, jujur semula ku tak begitu respek dengan anak ini, tapi saat rekan seprofesiku menceritakan tentang kisahnya dan pengalaman pahitnya, rasa tak begitu peduli itu berubah menjadi rasa penasaran dan kagum, anak seusia itu sudah setangguh karang.

saat istirahat tiba, ketika dia tidak jajan sama sekali, dia hanya tinggal dalam kelas, pantang bagi anak itu untuk meminta jamin dengan teman-temannya, selalu saja begitu dari hari ke hari, sampai ku juga hanya terdiam dengan prinsipnya itu.

ashar tiba, biasanya kami selalu sholat berjamaah di surau tempatku mengajar, emosiku memncak saat tengah sholat anak-anak ribut luar biasa seperti suara tawon, malahan lebih berisik lagi.sampai lah emosiku benar-benar memuncak.ku hukum mereka mengulang sholat ashar sekali lagi.ku tantang anak-anak didikku siapa yang berani menjadi imam, semula kusuruh anak kelas E yang sudah besar dan tahu dengan bacaan al quran untuk ku suruh menjadi imam, maklum kalau untuk kelas A-D, itu hanya diberi pelajaran ringan dan hapan surat-surat pendek, tapi sholat alhamdulillah udah banyak yang bisa sampai dengan bacaan-bacaannya. luar biasa kawan untuk mengurus anak kurang lebih 200 santri itu setiap hari, walaupun tenaga pengajar 10 orang, tapi masih belum afdol untuk melatih mereka tentang  etika, agama dan kedisiplinan, walaupun prosesnya sangat panjang.anak-anak kelas E tak ada yang berani maju untuk manjadi imam saat kusuruh,langsung ku tanya dengan anak-anak yang lain, siapa yang berani menjadi imam.semuanya diam tak bersuara.sesaat setelah itu  tiba-tiba dari shaf kedua
ku lihat telunjuk mengarah kearah langit-langit surau.yah, anak itu, anak yang tak ku respeck sama sekali waktu dulu,bersedia maju dan menjadi imam. dan disitulah kawan, ku mulai mendekati dan ingin tahu tentang yudi,

Yudi sekarang kelas 3 SD di SD 33 tanjungpandan, dia terbilang anak yang rajin kesekolah walau kondisinya sangat tak layak untuk kehidupan dan kebutuhannya, tapi itu tak menjadi penghambat untukny mengejar ilmu dan menebar kasih sayang kepada siapa saja yang dia kenal.

Assalamualaikum, itu kata-kata yang selalu keluar darinya saat dia pergi kemanapun dia melangkah, dan salam itu sangat mustajab sekali, kehadirannya sangat dibutuhkan oleh kwan-kawan usianya yang belajar dirumah kami, di istana kami.

anak-anak hebat inspirasi untuk tetap berbagi dan menyayangi...karena kita satu keluarga

sayang mila dan yudi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar