Sabtu, 07 Januari 2012

malunya aku, jadi iri dengan AGUNG

njungpandan, 17 juli 2011. pukul 05.54 wib

pagi tadi ada pemandangan takjub apalagi hujan gerimis memaksuku untuk keluar rumah untuk membeli kue di jalan kebun jeruk, tak jauh dari rumahku,
ketika ku datang ke kedai kue itu, kue yang dijual hanya dua macam, dan dengan sabar ku menanti untuk menunggu kue-kue yang lain dititipkan di kedai kue langgananku itu,
tak dinyana, saat berteduh dikedai itu, mataku tertuju pada anak yang turun dibonceng dari abangnya, mengantarkan jajak(kue) untuk dititipkan dikedai itu, dia memakai jas hujandan membuka penutup kepalanya itu, memanggil dan melemparkan senyuman kecil dan manis dari bibirnya yang polos dan bergetar kedinginan menahan hawa dingin gerimis pagi itu, ku tersenyum kembali sambil membuka dompet dan mengeluarkan uang kertas 25ribu titipan belanja kue untuk teman-temanku yang menginap dirumah semalam.haaaaaah, aku menghela nafas panjang, dan selintas keterpana dengan kerja keras anak itu, dihari ini dicuaca yang sangat tak bersahabat untuknya dan juga untukku, tapi memoar ini tetap ku ingat kawan, karena anak itu adalah anak yang ku ajar di tpa tempatku mengajar,dialah AGUNG, dialah anak yang selalu membantuku berjualan disaat jam istirahat tiba dan dia tak mau meminta upah dari dagangan yang kujual.

agung, bakat enterprenuer yang sangat terasah yang sudah kulihat sejak dini, ditpa tempatku mengajar, dia tak canggung untuk berani mengeksplorasi dirinya dengan karakternya yang selalu tersenyum semetris kwan.ku takjub dengan anak itu, apalagi soal setiakawan, tak usah kau tanyakan kawan, dialah orang yang selalu melapor kepadaku kalau ada anak yang berkelahi, dia yang jadi kaki tanganku saat aku perlu bantuan dan dia selalu bersedekah baik itu senyuman serta bantuan tenaga dan materi untuk orang-orang disekitarnya yang membutuhkan.

mata yang sipit seperti keturunan tionghoa dan bobot badan yang tak terlalu tinggi namun sedikit berisi, kuat dan kekarnya anak seusia itu.ku iri, bangga, malu dan campur adeuk perasaan menjadi haru biru ketika tadi dia menatapku dengan tatapn semangat, sambil berlalu dengan motor yang di bonceng oleh kakaknya dan tangannya masih memegang 2 kotak kue yang akan di titipka ke tempat lain."pak, aku pegi duluk".plak, kata-kata itu pukulan KO bagiku kawan, dari anak usia 11 tahun itu, sungguh, malu nya aku, yang terkadang aku tak sesemangat dia, sesemangat agung namanya, seagung jiwanya yang luhur, seagung nakalnya yang cerdas, seagung kreatifitasnya yang aku terkadang belum mampu untuk ketahap itu, AGUNG......

sekarang ini dan besok, aku akan membuka lembaran baru, dengan semangat agung yang tertancap di sini, di jantung, rongga dan hidupku ini. Seagungnya aku bertemu dengan moment takdir indah di pagi ini,
AGUNG kau SEAGUNG NAMAMU

NB : untuk ibu agung yang baik dan mengajarkan anak untuk mandiri diusia dini tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban untuk anak-anaknya...great mama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar